Masih Pentingkah Vaksinasi Newcastle Disease pada Ayam Petelur?

Diterbitkan pada

Torti 2
Sumber : Igwe et al. (2018)

    Penyakit Newcastle disease (ND) masih menjadi penyebab kerugian dan kematian pada unggas komersial di Indonesia. Newcastle disease disebabkan oleh Avian Paramyxovirus serotipe 1 (APMV 1) yang telah diklasifikasikan tingkat virulensinya dari rendah ke tinggi yaitu lentogenik, mesogenik, dan velogenik. Ayam merupakan hewan yang paling rentan terhadap ND. Kalkun kurang rentan, sedangkan puyuh, angsa, dan bebek lebih resisten terhadap ND. Langkah yang bisa dilakukan untuk mengontrol ND adalah dengan vaksinasi dan biosekuriti.

      Pada ayam petelur, ND dapat menyebabkan penurunan produksi dan kualitas telur. Menurut Igwe et al. (2018), ayam yang divaksinasi ND maupun tidak divaksinasi jika ditantang dengan virus Viscerotropic Velogenic Newcastle Disese (VVND) dapat menurunkan produksi telur dimulai dari minggu pertama dan pada minggu ke-3 mulai naik kembali tetapi tidak dapat kembali ke angka normal. Produksi telur pada ayam yang belum divaksinasi lebih rendah dibandingkan dengan ayam yang sudah divaksinasi. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi bagi penjual telur.

    Igwe et al. (2018) melakukan percobaan untuk mengetahui gejala klinis dan perubahan patologi organ reproduksi ayam petelur yang disebabkan oleh ND. Pada percobaan tersebut, vaksinasi yang diberikan adalah vaksin Hitchner B1 secara intraokuler pada hari 1, LaSota secara oral umur 4 minggu, dan Komarov secara Intra Muskuler (IM) umur 9 dan 16 minggu. Pada umur 32 minggu, ayam tersebut ditantang menggunakan virus VVND. Ayam yang tidak ditantang tidak menimbulkan gejala klinis atau perubahan patologi tertentu, sedangkan pada ayam yang ditantang mengalami gejala klinis dan perubahan yang dijelaskan pada Tabel 1.


Tabel 1 Gejala klinis dan perubahan patologi yang terjadi pada ayam yang ditantang virus VVND

                    


    Vaksinasi pada ayam sangat penting untuk menghindari kerugian-kerugian tersebut. Apalagi untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, jika sudah terinfeksi maka sulit untuk diobati karena yang bisa melindungi tubuh dari virus hanyalah antibodi dalam tubuh ayam tersebut. Penelitian Igwe et al. (2018) membuktikan bahwa vaksinasi dapat menjadi upaya preventif, melindungi ayam dari kerusakan organ yang disebabkan oleh virus ND. Ayam petelur dipelihara dalam jangka waktu yang lama sehingga ada kemungkinan titer antibodi terhadap ND menurun. Ayam petelur perlu revaksinasi agar titer antibodi kembali tinggi dan dapat melindungi ayam dari serangan ND.

    ND Avula Guard merupakan vaksin dengan kandungan virus ND LaSota, strain ND yang sama seperti yang diberikan pada penelitian tersebut. ND Avula Guard merupakan vaksin killed yang dapat diberikan pada umur 4-21 hari, 10 minggu, 18 minggu, dan diulang kembali jika titer antibodi pada ayam petelur menurun. Selain menggunakan vaksin tunggal yang berisi virus ND saja, vaksinasi juga dapat menggunakan jenis vaksin kombinasi ND-AI seperti Imunogrip ND+H5N1 atau Imunogrip Forte ND H5N1+H5N9. Pemberian vaksin kombinasi ND-AI dapat menurunkan tingkat stress karena memasukkan 2 jenis virus sekaligus  dalam satu injeksi saja dan menekan biaya produksi. Selain itu, parasetamol seperti pada PARAGIN dapat diberikan untuk menekan reaksi peradangan setelah divaksinasi. Pemberian Vitamin E dan Selenium Introvit E-Selen juga bisa dilakukan untuk meningkatkan sistem imun tubuh.


Referensi:
Igwe AO. Afonso CL, Ezema WS, Brown CC, Okoye JOA. 2018. Pathology and distribution of velogenic viscerotropic Newcastle Disease Virus in the reproductive system of vaccinated and unvaccinated laying hens (Gallus gallus domesticus) by Immunohistochemical Labelling. J. Comp. Path (159):36-48.