Kendalikan Cacingan Berulang pada Ayam yang Mengganggu Produksi Telur

Diterbitkan pada

Ayam layer
Sumber gambar : www.freepik.com

    Setiap saat ayam petelur menghadapi ancaman penyakit yang disebabkan oleh parasit. Ada berbagai macam parasit yang dapat mengancam produksi dan hidup ayam petelur. Satu parasit yang sering mengancam di farm adalah cacing. Kasus cacingan terkini umum terjadi pada ayam petelur yang memasuki umur produksi. Penyebab kasus cacingan berulang berkaitan dengan sanitasi kandang, kualitas pakan dan program pemberian obat cacing yang tidak tuntas. Munculnya kejadian kasus tersebut mengakibatkan beberapa kerugian, terutama terkait efisiensi pakan hingga gangguan produksi telur.

    Cacingan pada ayam petelur seringkali tidak menunjukan gejala yang spesifik, meskipun terkadang muncul gejala penurunan konsumsi pakan atau inefisiensi pakan, namun jika dilakukan bedah bangkai atau nekropsi ayam yang terduga, akan ditemukan cacing yang umumnya terdapat di dalam usus. Jika dilakukan pemeriksaan feses secara laboratorik ditemukan adanya telur cacing. Predileksi atau tempat hidup parasite adalah di usus, terutama cacing nematoda dan cestoda. Nematoda adalah kelompok cacing gelang seperti Ascaridia galli dan Cestoda adalah kelompok cacing pita seperti Davainea spp. dan Raillietina spp. Beberapa langkah berikut dapat dilakukan sebagai upaya mengatasi cacingan pada ayam produksi.


Foto ditemukannya cacing cestoda (kiri) dan cacing nematoda (kanan)

(Sumber : Tim Technical Support TMC)

Pemeriksaan feses secara laboratorik

    Pemeriksaan feses ayam menjadi salah satu metode untuk mendeteksi kondisi cacingan pada suatu populasi ayam layer melalui pengambilan sampel feses dan uji telur cacing pada feses secara laboratorium. Pemeriksaan ini penting untuk kontrol rutin, jika terdeteksi adanya telur cacing pada feses berarti ada kemungkinan resiko kasus cacingan berulang muncul kembali. Telur cacing dapat diidentifikasi apakah termasuk cacing nematoda atau cestoda secara morfologi telur. Dari hasil tersebut, sangat bermanfaat dalam menentukan obat cacing yang tepat.

Manajemen pengerukan feses dan sanitasi serta pengendalian vektor lalat

    Kondisi feses pada kandang ayam petelur yang tidak rutin dibersihkan hingga menumpuk bahkan sampai menimbulkan bau yang tidak sedap hingga amoniak terasa, dapat menjadi salah satu potensi penyebab kasus cacingan berulang. Telur cacing yang dikeluarkan melalui feses akan bertahan lama di feses yang menumpuk, ditambah dengan adanya vektor lalat kandang yang banyak maka transmisi telur cacing ke ayam dapat terjadi kembali.

    Maka, sangat perlu menghindari adanya penumpukan feses yang terlalu lama, terutama pada saat populasi lalat muncul dalam jumlah yang banyak. Jika populasi lalat sedang banyak, pemberian anti lalat seperti kandungan Deltamethrin pada produk FLY-OFF aman digunakan jika terkena ayam. Untuk menurunkan siklus perkembangan lalat dapat diatasi dengan pemberian obat antilarva mengandung Cyromazine, seperti produk SIRNASET dan SIRNASET-10. Penggunaan antilarva mudah aplikasinya dengan dicampurkan ke dalam pakan, sehingga bahan aktif anti larva berada pada feses untuk memberikan efek larvasidal. Selain itu penggunaan SIRNASET dapat digunakan dengan cara semprot langsung pada feses dengan dilarutkan kedalam air sehingga aplikasi menjadi lebih mudah.


Kondisi lalat yang terlalu banyak (kiri) dan feses yang tidak pernah dilakukan pengerukan (Kanan)

(Sumber : Tim Technical Support TMC)

Kualitas pakan yang sesuai umur pemeliharaan

    Setiap periode umur pemeliharaan membutuhkan standar pakan yang berbeda. Pemberian pakan yang tidak memenuhi standar kebutuhan umur maupun sumber bahan baku pakan yang tidak standar akan dapat memunculkan tingginya kasus cacingan. Protein yang melebihi standar atau terlalu tinggi mendorong munculnya kasus cacingan berulang, terlebih lagi bila mengandung bahan baku pakan yang sulit tercerna.

Program pemberian obat cacing dengan tepat

    Untuk dapat mengatasi kondisi cacingan berulang pada ayam petelur, dapat melakukan program pengobatan cacing sesuai dengan periode prepaten sesuai jenis cacingnya. Periode prepaten merupakan periode waktu siklus hidup cacing dari awal masuk ke dalam tubuh ayam hingga munculnya telur cacing kembali. Program pemberian obat cacing untuk mengobati kasus berulang perlu mempertimbangkan kandungan obat cacing yang digunakan, karena masing-masing bahan aktif memiliki spektrum efektivitas spesifik. Program pengobatan disesuaikan dengan waktu pemberian, aplikasi dosis yang tepat, dan cara pemberian melalui air minum atau hanya dengan campur pakan.

Periode Prepaten kasus cacing yang umum pada Ayam

(Dari berbagai sumber)

    Pada kasus cacingan pada ayam periode produksi yang disebabkan oleh cacing Nematoda atau cacing gilig disarankan diobati dengan obat cacing mengandung Levamisole seperti pada produk LEVANIUM, apabila kasus cacing nematoda terjadi pada ayam umur pullet dapat diberikan kandungan Piperazine yang ada pada produk TM-PERAZINE. Jika kasus cacingan yang muncul disebabkan oleh Cestoda atau cacing pita, pemberian Niclosamide seperti yang ada pada produk DAVAINOL sangat efektif. Apabila terjadi kasus Nematoda dan Cestoda pada ayam produksi dalam satu populasi, pilihan kandungan kombinasi Levamisole dan Niclosamide seperti pada produk LEVANIC sangat dianjurkan. Produk LEVANIC dan LEVANIUM memiliki tambahan kandungan selenium, yang mampu meningkatkan produksi enzim pankreas seperti enzim protease, lipase dan amilase, sehingga ketika pengobatan cacing, organ pencernaan tetap optimal karena manfaat selenium yang ada pada produk LEVANIC dan LEVANIUM.